Monday, March 10, 2008

Hari Gini Masih Saja Banjir!

PONSEL saya berbunyi, tanda ada SMS masuk. Seraya bangun, saya tengok jam tangan sebelum membuka ponsel. Hari Senin (10/3), pukul 03.05 WIB dini hari. Ternyata SMS kiriman sulung saya, Ariani Setyowati alias Aik, dari Solo. Tumben jam segini dia SMS. “Pak, rumah denok mau banjir lg nich,” bunyi SMS itu.

(Denok yang dimaksud Aik adalah nama panggilan Danik, tantenya, alias adikku yang paling bungsu. Denok tinggal bersama suami dan dua anaknya di Kampung Sewu, Kecamatan Jebres, Solo. Sudah hampir sebulan ini Aik menginap di rumah tantenya itu).

Meski baru memejamkan mata sekitar 60 menit –-saya mapan tidur
pukul 02.00-an—- kantuk saya langsung hilang setelah membaca SMS Aik.


Betapa tidak. Akhir Desember 2007 lalu, tatkala banjir besar melanda sebagian Kota Solo, rumah Erwan, suami Denok, di Kampung Sewu itu ikut menjadi korban. Akibatnya, mereka sekeluarga terpaksa mengungsi berhari-hari di rumah peninggalan orang tua kami di Kampung Slembaran, Serengan, Solo. Kini, mereka terancam kebanjiran lagi....

Saya telepon ponsel Aik. Dia sempat kaget. “Lho, bapak belum tidur, to?” tanya Aik, menjawab ayahnya yang menghubungi dari Surabaya.

Aik kemudian secara singkat cerita tentang kondisi seputar rumah Denok, antara lain bahwa air terus naik. Hal itu terjadi lantaran Kampung Sewu relatif dekat Bengawan Solo, yang airnya membeludak setelah Solo dan sekitarnya diguyur hujan deras berjam-jam.

Saya meminta Aik bilang ke Erwan dan Denok agar bersiap-siap mengungsi lagi jika memang diperlukan. Sesudah itu saya pun kembali tidur. Karena, apa sih yang bisa langsung saya lakukan untuk membantu Denok, yang terpisah jarak 272 km dari saya di Surabaya?

Bangun pagi, saya cek banjir di Solo dan beberapa kota lain via internet, kemudian menelepon Aik lagi. Saya bersyukur, karena rumah Danik ternyata tidak jadi kebanjiran. “Airnya nggak sampai masuk rumah, Pak. Malah akhirnya surut,” tutur Aik, yang sedang berada di Kantor Solopos menjalani magang tentang periklanan.

Hari ini keluarga Denok masih beruntung. Tetapi, jika nanti malam, atau besuk, atau besuknya lagi, hujan kembali turun deras dan lama, siapa yang menjamin rumahnya tetap aman dari air banjir?


Hari ini keluarga Denok masih beruntung. Tetapi, banyak yang tak seberuntung mereka, tak hanya yang tinggal di Kota Solo tetapi juga di kota-kota lain, termasuk sejumlah kota di Jatim seperti Ngawi, Madiun, Nganjuk, Lamongan, dan Kediri.

No comments: